Kerja Keras Satgas TMMD ke-106 Kodim 0204/DS, Tak Boleh Ada Waktu Terbuang

Editor: susilo author photo
Bagikan:
Komentar

PENGAWAL | SIPISPIS - Tak boleh ada waktu terbuang. Begitulah prinsip kerja Satgas TMMD ke-106 Kodim 0204/DS dalam mengerjakan setiap sasaran fisik. Setiap waktu yang sia-sia karena kendala alam, terutama hujan, harus diganti.

Tak heran, para personel Satgas TMMD Kodim 0204/DS harus bekerja siang dan malam. Seperti yang terjadi pada Jumat (11/10/2019) saat mengerjakan pengecoran pondasi jembatan Sungai Bah bolon. Waktu yang tersia karena hujan di siang hari, harus diganti dengan mengerjakannya pada malam hari.

Pekerjaan pengecoran itu langsung dipimpin oleh Dandim 0204/DS, Letkol Kav Syamsul Arifin SE, MTr (Han). Pengawasan ketat yang dilakukan Dansatgas TMMD ke-106 itu untuk memastikan setiap pekerjaan harus dilakukan secara ketat dan tidak ada waktu yang terbuang.

Tanggungjawab sebagai Dansatgas benar-benar ditunjukkan Letkol Kav Syamsul Arifin, SE, MTr (Han). Siang malam, Letkol Kav Syamsul Arifin bekerja bersama para personel Satgas TMMD untuk menyelesaikan proses pengecoran pondasi jembatan Sungai Bah Bolon.

Bagi Dandim, proses pengecoran itu merupakan kunci sukses pembangunan jembatan. Pasalnya, jika pengecoran pondasi dan tiang jembatan selesai, maka pada tahap selanjutnya pengerjaan tidak lagi menghadapi banyak kendala.

"Pengecoran merupakan proses tersulit dalam pembuatan jembatan sungai Bah Bolon ini, karena lokasinya yang ekstrem dan cuaca yang tidak menentu. Untuk itu setiap kesempatan harus kami manfaatkan untuk bekerja. Termasuk malam ini karena cuaca sedikit cerah," ujar Letkol Kav. Syamsul Arifin.

Ia mengapresiasi semangat keras dan kebersamaan para personel Satgas TMMD. Semangat itulah yang bisa mengalahkan segala rintangan yang selama ini menghadang. Termasuk saat lokasi pengecoran pondasi mengalami longsor beberapa waktu lalu.

Semangat itu timbul oleh keinginan kuat untuk meningkatkan kesejahteraan warga Desa Sampang Buah, Silau Padang dan Pispis Kampung  yang selama ini nyaris terisolir. Satu-satunya sarana mereka untuk berinteraksi dengan warga luar desa adalah jembatan gantung selebar satu meter dan hanya bisa dilintasi sepedamotor.

Kalaupun harus melalui jalan lain, mereka harus memutar. Sehingga untuk memasarkan hasil pertanian ataupun hendak berbelanja keperluan untuk usaha seperti warung, warga harus memutar jauh.

"Jika jembatan itu sudah terealisasi tentu sudah dilintasi kendaraan roda empat. Secara tidak langsung juga akan membuat warga lebih mudah untuk memasarkan hasil pertanian, sehingga dapat memacu meningkatkan kesejahteraan warga, sesuai dengan maksud dan tujuan TMMD yaitu untuk meningkatkan kesejahateraan warga pelosok," ujarnya. (sus)
Baca Juga
Bagikan:
Pengawal.id:
Berita Terkini
Komentar

Terkini