Virus Corona Mewabah, Ekspor Lobster Lumpuh

Editor: susilo author photo
Bagikan:
Komentar
Jol Kipli nelayan bersama lobster hasil tangkapannya. Ia mengeluh karena komoditi andalan mereka seperti lobster dan udang lipan tak laku akibat penyebaran virus Corona di Tiongkok.

PENGAWAL | SEI LEPAN - Akibat merebaknya penyebaran virus Corona di beberapa negara khususnya di Tiongkok akhir-akhir ini, ternyata memberikan dampak negatif bagi pegiat ekspor lobster di Sumatera Utara, khususnya di Kelurahan Sei Bilah, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat.

Jenis udang berukuran jumbo dari tangkapan nelayan ini tidak laku di pasaran. Bahkan para toke dan pengusaha udang lobster ini untuk sementara tidak melakukan aktifitas jual beli.

Hal itu terlihat dari beberapa tempat usaha dan penampungan udang lobster di Sei Bilah yang tidak melakukan aktivitas jual beli, bahkan mereka berinisiatif menutup dan tidak menerima pembelian udang nelayan untuk sementara waktu.

Udang lipan milik nelayan Sei Lepan.

Warga Sei Bilah, seorang pengusaha udang lobster yang mengaku bernama Ucok (43) mengatakan, keadaan ini sangat merugikan usahanya. Selain udang tidak dapat dikirim, risiko menakung (menyimpan) udang lobster sangat besar, karena rasio kematian yang cukup tinggi.

"Kita tidak tau sampai kapan keadaan ini berakhir. Sementara, udang yang ada cukup banyak, namun tidak bisa dikirim (di ekspor). Toke menolak dengan alasan adanya karantina terkait wabah Virus Corona," harapnya agar situasi bisa cepat pulih, Minggu (26/1/2020) jam 15.45 WIB.

Dirinya juga mengatakan, selama ini permintaan pasar akan udang lobster sangat tinggi. Banyaknya permintaan pasar membuat para pengusaha dan pengepul kewalahan untuk memenuhi permintaan.
Apalagi saat memasuki hari besar seperti tahun baru China (Imlek), biasanya permintaan akan hasil laut cukup tinggi, dan harga jual juga ikut naik. Namun dengan adanya isu penyebaran Virus Corona, membuat harga jual turun drastis dan bahkan tidak laku.

"Toke besar yang berada di luar negeri tidak menerima barang dengan alasan karantina. Dalam beberapa hari ini aja, aku mengalami kerugikan hingga belasan juta akibat isu penyebaran virus Corona itu," tambah Ucok melas.


Hal senada juga di sampaikan Jol Kipli (30), salah seorang nelayan asal Sei Bilah. Sehari-hari ia menjadi agen pembeli udang lipan dan udang lobster di laut Kuala Brandan. Berhubung dengan situasi seperti ini, Jol Kipli untuk sementara waktu tidak bekerja dengan alasan udang lipan dan lobster tidak laku.

"Kita libur dulu, karena udang lipan dan lobster tidak laku di pasaran. Heran juga kita dengan keadaan ini, kenapa Virus Corona dikaitkan dengan hasil laut terutama udang lipan. Sementara, banyak toke dan agen sudah membeli dan siap di ekspor, namun ditolak dengan alasan karantina," ungkapnya kesal.

Hingga saat ini, para pengepul udang lipan maupun lobster yang ada di Kabupaten Langkat masih merasa cemas dengan situasi tersebut. Pasalnya, banyak pengusaha yang sudah menakung (menyimpan) udang lipan maupun lobster yang seharusnya sudah siap ekspor ke berbagai negara, namun ditolak dengan alasan karantina.

"Jika keadan ini tidak berubah, sudah pasti kita mengalami kerugian besar, kita harap keadaan ini cepat pulih kembali," harap Ucok. (Ahmad)
Baca Juga
Bagikan:
Pengawal.id:
Berita Terkini
Komentar

Terkini