Alasan Kedaluarsa, Puluhan Ribu Butir Obat Dibakar di Puskesmas Tangkahan Durian

Editor: susilo author photo
Bagikan:
Komentar
Obat penambah darah yang belum expired dibakar di Puskesmas Tangkahan Durian.

Pengawal | Stabat - Puluhan ribu butir obat dari berbagai jenis dibakar di Puskesmas Tangkahan Durian, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, Jum'at (3/4/2020) pagi. Salah satunya adalah obat penambah darah yang sangat dibutuhkan bagi ibu hamil dan anak. Kepala puskesmas (Kapus) berdalih, obat tersebut sudah kedaluarsa (expired) sehingga harus dimusnahkan.

Saat ditemui di Tanjung Pura, Sabtu (4/4) siang, Kapus Tangkahan Durian Zufrizal SKM MKM berdalih bahwa obat-obatan tersebut sudah memasuki masa expired, jadi menurutnya wajar saja dimusnahkan. Disamping itu, dirinya juga mengatakan bahwa obat yang dikirim Dinkes Langkat ke puskesmas memang sudah mendekati masa expired.

Tak hanya itu, Zufrizal juga mengatakan, bahwa obat-obatan yang dibakar itu merupakan sisa dari obat yang diabgikan pegawai kepada masyarakat. "Dari dinas sudah mau expired, gitupun obatnya tetap kita bagikan kepada masyarakat. Yang dibakar itu sudah expired dan sudah dibuat berita acaranya ke Dinkes," kilahnya.


Pernyataan Zufrizal tersebut tak sesuai dengan apa yang disampaikan seorang Kader Kesehatan yang bertugas di Puskesdes Perlis beberapa waktu lalu. Kader kesehatan itu mengatakan, bahwa bidan terpaksa memungut biaya persalinan dan perobatan di Puskesdes itu karena tidak mendapat kiriman obat dari Puskesmas.

Disamping itu, di boks obat penambah darah yang sangat dibutuhkan ibu hamil agar anak yang dilahirkan nantinya sehat, tampak dengan jelas tertulis bahwa, tanggal expirednya bulan Juli (07/2020) mendatang. Hal ini sangat tidak sesuai dengan pernyataan Kapus yang mengatakan bahwa obat penambah darah yang dibakar itu lantaran sudah expired.

Seorang dokter yang bertugas di salah satu puskesmas di Stabat mengatakan, obat penambah darah sangat dibutuhkan bagi masyarakat, terutama ibu hamil dan anak-anak. "Dengan adanya perawatan ibu hamil, diharapkan anak yang nantinya dilahirkan akan sehat dan ibunya pun selamat," sebutnya, seraya meminta namanya untuk tidak dipublikasikan.


Selain itu, jika kebutuhan gizi ibu hamil tidak diperhatikan, bisa menyebabkan kematian saat persalinan karena kondisinya yang lemah. "Kekurangan penambah darah (zat besi) juga bisa menyebabkan gizi buruk pada anak dan tingginya angka stunting," pungkasnya.

Terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat Ansari, saat dikonfirmasi via pesan WhatsApp, Senin (6/4) jam 11.30 WIB, terkesan acuh dengan informasi tersebut. Hingga berita ini ditulis, dirinya tidak membaca pesan tersebut, meskipun WhatsAppnya terlihat sedang online. (Ahmad)
Baca Juga
Bagikan:
Pengawal.id:
Berita Terkini
Komentar

Terkini