Merajut Mimpi Kala Pandemi

Editor: susilo author photo
Bagikan:
Komentar

 

Suwarno pedagang kelapa di Pasar Petisah Medan.

"Saya merupakan pedagang kelapa. Meski sudah menjabat direktur utama saya tidak akan pernah melupakan para pedagang. Bagi saya pedagang adalah aset utama. Tanpa pedagang tidak akan ada perusahaan bernama PUD Pasar Kota Medan. Mulai saat ini, para pedagang adalah anak emas bagi PUD Pasar Kota Medan. Maju atau tidaknya perusahaan daerah ini, tergantung kepada kesejahteraan pedagang."

Itulah kata-kata pertama yang diucapkan Suwarno ketika ditanya wartawan usai dilantik menjadi Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pasar oleh Walikota Medan, Bobby Nasution, 22 September 2021 lalu.

Pria sederhana ini berhasil mencatat sejarah di PUD Pasar Kota Medan. Dialah satu-satunya Dirut yang berasal dari pedagang pasar tradisional. "Seperti mimpi rasanya," ujar Suwarno.

Mimpi itu berawal dari pandemi wabah corona virus disease (covid-19). Pandemi yang dianggap sebagai bencana kemanusiaan terbesar abad ini, telah merubah hampir seluruh tatanan kehidupan manusia.

Bermula di penghujung tahun 2019 di Wuhan, Tiongkok, musibah bernama covid-19 ini merebak ke seluruh dunia. Dari sinilah titik awal perubahan itu terjadi.

Sektor perekonomian mengalami pukulan yang paling dahsyat. Sebelum pandemi, perekonomian dunia menghadapi kondisi optimisme yang cukup tinggi, lantaran adanya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Namun optimisme itu sirna dalam sekejap. Maret 2020, pandemi covid-19 memberikan tekanan yang sangat besar bagi perekonomian dunia. Kepanikan terjadi di mana-mana. Harga-harga terkoreksi. 

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memaparkan, pertumbuhan ekonomi dunia yang seharusnya berubah positif 3,3 persen di tahun 2020 justru anjlok hingga minus 3 persen. Bahkan di Juni 2020 pertumbuhan perekonomian dunia semakin tertekan di angka 4,9 persen.

Di Indonesia, pandemi covid-19 juga menjadi pukulan yang sangat luar biasa. Ekonomi domestik pada kuartal I-2020 mengalami pertumbuhan hanya 2,97 persen dari biasanya rata-rata tumbuh di atas 5 persen.

[cut]

Pedagang di pasar tradisional sepi pembeli.

Di Medan, pukulan telak itu paling dirasakan para pedagang pasar tradisional. Pembeli sepi, transaksi menurun drastis. Tak sedikit yang menutup usahanya. Selebihnya bisa bertahan dengan risiko yang tak kalah besar. Terlilit hutang dengan pihak perbankan.

Kondisi ini berdampak negatif kepada pendapatan PUD Pasar, selaku perusahaan daerah pengelola 52 pasar di Kota Medan. Berdasarkan catatan yang berhasil dikumpulkan Pengawal.id, tahun 2019 PUD Pasar Kota Medan menyumbang PAD ke kas Pemko Medan sebesar Rp 2,1 miliar. Namun di tahun 2020 hanya Rp 1,7 miliar.

Kondisi di tahun 2021 lebih parah. Penurunan pendapatan ini membuat PUD yang sebelumnya bernama Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan ini, kesulitan membayar gaji pegawai. Bahkan Tunjangan Hari Raya (THR) para karyawan di tahun 2020 hingga kini masih terbayar 50 persen.

Pukulan ini terjadi lantaran pemerintah harus menerapkan berbagai kebijakan yang bertolak belakang dengan hukum ekonomi. Salah satunya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Kebijakan ini harus jadi pilihan, karena penyebaran virus terjadi akibat interaksi antar manusia.

Semua orang melakukan kegiatan dari rumah. Bahkan di beberapa negara, pemerintah setempat memberlakukan PPKM secara sangat ketat. Mereka yang nekad bepergian keluar rumah mendapat perlakuan yang sangat keras.

Hak sebagai makhluk sosial, tak lagi hakiki dimiliki manusia. Interaksi sosial hanya bisa terjadi di lingkungan keluarga. Psikologis masyarakat terus diteror. Jika nekad keluar rumah, siapapun cemas karena diintai virus ganas.

Aktivitas hampir di semua sektor lumpuh. Kota-kota besar di Indonesia, bahkan dunia seperti kota mati. Aktivitas belajar mengajar ditutup, kegiatan perekonomian lumpuh. Pasar, mall, rumah ibadah, kesenian, transportasi, kegiatan olahraga serta pusat-pusat keramaian lainnya, hilang seperti ditelan bumi. Semua nyaris terhenti.

Korban terinveksi covid-19 membengkak gila-gilaan. Angka kematian tak bisa ditekan.

Hingga 17 November 2021, berdasarkan data yang berhasil dihimpun jumlah terinfeksi mencapai 255.055.626 . Dari jumlah tersebut, sebanyak 230.571.930 pasien telah sembuh dan 5.129.191 orang meninggal dunia.

Sedangkan di Indonesia jumlah kasus terinfeksi mencapai 4.251.423 orang, pasien sembuh 4.099.399 orang dan meninggal dunia 143.685 orang.

Semua kondisi ini menjadi beban psikologis yang sangat luar biasa bagi seluruh umat manusia. Seakan tak ada lagi jalan keluar, sebagian besar sepakat, hanya bisa berdoa semoga selamat.

Manusia seperti tak lagi memiliki harapan. Jikapun ada hanya sebatas mimpi. Begitupun tak sedikit yang memilih mimpinya di tengah pandemi. Semoga benar-benar terjadi.

Di antara mereka yang memilih mimpi itu adalah Suwarno. Pedagang kelapa di Pasar Petisah Medan ini, terbilang sukses untuk ukuran pedagang di pasar tradisional.

[cut]

Suwarno pedagang pasar tradisional pertama di Medan yang melakukan pembayaran secara digital.

Berjuang dari bawah, pria kelahiran Simalungun, Sumatera Utara 48 tahun lalu ini mengawali usahanya secara kecil-kecilan.

Kerja keras, ulet, amanah, disiplin, suka menolong dan membantu sesama menjadi kunci suksesnya. Berjuang selama 29 tahun, membuat usahanya perlahan meningkat dan kini menjadi pedagang kelapa yang cukup berhasil. Pelanggannya kebanyakan rumah makan besar di Medan. 

Tak hanya sukses sebagai pedagang. Pria sederhana ini juga sukses memimpin P4B (Pelindung Persaudaraan Pedagang Pasar Bersatu), organisasi pedagang terbesar di Sumatera Utara yang didirikan enam tahun lalu. Melalui organisasi ini, Suwarno dan kawan-kawan berjuang untuk membela hak dan meningkatkan kesejahteraan para pedagang pasar tradisional di Sumatera Utara.

Hingga musibah bernama pandemi covid-19 itu terjadi. Kerja keras dan kesabaran yang telah dirintis selama 29 tahun, terpukul hebat. Penjualannya menurun drastis.

"Pandemi covid-19 benar-benar menjadi pukulan bagi usaha saya. Di tengah melonjaknya pandemi, penjualan menurun sangat drastis. Jangankan untuk meningkatkan penjualan, mempertahankannya saja, kita sudah kehabisan akal," ujarnya kepada Pengawal.id, Sabtu (30/10/2021).

Tak hanya Suwarno. Seluruh pedagang di pasar tradisional menghadapi pukulan serupa. Teramat berat. Hasil penjualan tak pernah dapat menutupi modal yang telah dikeluarkan.

Kondisi ini benar-benar membuat miris Suwarno. Sebagai ketua organisasi pedagang, ia merasa bertanggungjawab untuk menyelamatkan mereka.

Penyuka olahraga bulutangkis inipun berniat membuat gerakan besar untuk menyelamatkan para pedagang. Upaya ini mustahil diterima akal. Menyelamatkan usaha penjualan kelapanya saja, ia kelimpungan. Bagaimana mungkin menyelamatkan seluruh pedagang.

"Waktu itu, orang bilang saya mimpi. Bagaimana saya bisa menyelamatkan pedagang tradisional di tengah pandemi, sementara usaha kelapa saya saja nyaris ambruk. Sebenarnya, saya pun berfikiran serupa. Tapi ketimbang tidak melakukan apapun, lebih baik saya memilih bermimpi. Minimal saya masih memiliki harapan untuk bangkit kembali," ujar ayah empat anak ini.

[cut]

Salah seorang anggota P4B melakukan penyemprotan disinfektan di pasar tradisional.

Terlebih Suwarno punya keyakinan, kalau dilakukan secara bersama-sama pekerjaan seberat apapun pasti bisa diselesaikan. 

Ia pun mengajak seluruh pengurus dan pedagang yang menjadi anggota P4B untuk melakukan penyemprotan disinfektan di 52 pasar tradisional yang ada di Medan. Pun begitu di tengah lingkungan masyarakat dan rumah-rumah ibadah.

Pokoknya ketika itu, Suwarno dan kawan-kawan harus bertarung nyawa di tengah pandemi covid-19. Saat semua orang enggan keluar rumah karena takut terinfeksi, mereka justru turun ke tengah-tengah pedagang demi pencegahan penyebaran covid-19.

"Beberapa kawan ada yang terinfeksi covid-19. Itu sudah risiko yang harus kami tanggung. Alhamdulillah, semua berhasil sembuh. Itu semua berkat keyakinan, kalau kita bekerja ikhlas, pertolongan Allah pasti datang," ujarnya.

Kebetulan pada saat bersamaan, Muhammad Bobby Afif Nasution atau yang lebih dikenal sebagai Bobby Nasution yang berniat maju sebagai kepala daerah di Pilkada 2020, sedang bergerilya melakukan sosialisasi untuk memperkenalkan diri ke masyarakat Medan.

Suwarno pun kepincut dengan sosok muda itu. Ia kemudian mendirikan relawan Bobby yang berpasangan dengan Aulia Rahman. Bersama rekan-rekannya sesama pedagang, merekapun membentuk Relawan Bobby Nasution (Reborn).

[cut]

Suwarno mendampingi Calon Walikota Medan, Bobby Nasution saat kampanye di Pasar Simalingkar Medan.

Gayung bersambut. Melihat pergerakan Reborn yang begitu masiv di pasar tradisional dan lingkungan masyarakat, Suwarno beberapa kali berkesempatan jumpa dengan Bobby Nasution untuk berdiskusi. Di situlah, dia memaparkan persoalan pasar tradisional di Medan dan menawarkan konsep pengembangan pasar ke depan.

"Ternyata beliau (Bobby) juga menaruh perhatian besar terhadap pasar tradisional. Sebagai salah satu sumber potensial penghasil pendapatan asli daerah, Pak Bobby ingin pasar tradisional harus dikelola oleh orang-orang yang benar-benar paham terhadap segala permasalahan yang terjadi," ujar Suwarno.

Hasil beberapa kali diskusi ini semakin memacu semangat Suwarno dan kawan-kawan untuk berjuang memenangkan pasangan Bobby Nasution - Aulia Rahman. 

Mereka terus melakukan penyemprotan disinfektan, pembagian masker, pembagian takzil di bulan Ramadhan, kegiatan sosial pembagian nasi kotak ke pedagang dan gotong royong membersihkan pasar tradisional.

Semua dilakukan dengan biaya sendiri. "Tak terkira biaya yang sudah saya keluarkan. Tapi itu semua demi pemulihan kondisi agar bisa kembali seperti semula dan transaksi di pasar kembali normal," ujarnya.

Seiring perjalanan waktu, akibat upaya keras yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi penyebaran covid-19, kondisi berangsur membaik. Aktivitas warga mulai normal. Pun begitu dengan aktivitas jual beli di pasar tradisional.

Perjuangan mengatasi covid-19 di pasar tradisional membuat Suwarno semakin dikenal dan dipercaya di kalangan pedagang. Ia kemudian didorong oleh pedagang untuk maju sebagai Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pasar Kota Medan.

[cut]

Suwarno dilantik sebagai Direktur Utama PUD Pasar Kota Medan.

Setelah melalui berbagai test assessment dari 12 pendaftar jabatan Dirut, namanya masuk tiga besar. Bobby Nasution yang terpilih sebagai Walikota Medan kemudian mempercayakan jabatan tersebut ke Suwarno. Ini merupakan sejarah di PUD Pasar Kota Medan. Satu-satunya Dirut yang berasal dari pedagang pasar tradisional murni.

"Seperti mimpi rasanya. Seorang pedagang kelapa dipercaya sebagai Dirut. Tapi saya tidak sedang bermimpi. Keinginan saya untuk menyelamatkan pedagang di tengah pademi covid-19, sudah mulai nyata," ujarnya.

Ucapan itu dibuktikannya. Begitu dilantik pada 22 September 2021 lalu, ia tak langsung menuju kantor untuk menduduki kursi empuk Dirut PUD Pasar Kota Medan. Masih berstelan jas, dia menuju lapak jualannya di Pasar Petisah Medan. Diiringi gegap gempita sambutan rekan-rekannya sesama pedagang, Suwarno lantas mengukur kelapa.

"Ini untuk mengingatkan, bahwa saya merupakan pedagang kelapa. Meski sudah menjabat Dirut saya tidak akan pernah melupakan para pedagang. Bagi saya pedagang adalah aset utama. Tanpa pedagang tidak akan ada perusahaan bernama PUD Pasar Kota Medan. Mulai saat ini, para pedagang adalah anak emas bagi PUD Pasar Kota Medan. Maju atau tidaknya perusahaan daerah ini, tergantung kepada kesejahteraan pedagang," katanya kepada para pedagang di Pasar Petisah Medan.

Hari pertama bekerja, Suwarno bersama tiga direksi lainnya langsung melakukan aksi. Pagi-pagi buta mereka sudah blusukan ke pasar-pasar tradisional. Melihat kondisi pedagang, kebersihan pasar dan kepatuhan protokol kesehatan. Tiga hal itu merupakan bagian dari 5 program prioritas Pemko Medan yang telah dicanangkan oleh Walikota Medan, Bobby Nasution.

"Saya harus menyelaraskan program saya dengan program Pemko Medan. Pasalnya pasar tradisional, merupakan cerminan wajah Kota Medan, karena merupakan lokasi yang paling banyak dikunjungi warga," katanya.

[cut]

Bersama direksi lainnya, Suwarno setiap hari melakukan sidak untuk mengetahui kondisi pasar tradisional.

Pun begitu dengan hari-hari selanjutnya. Bersama para direksi, tiada hari tanpa mengunjungi mantan rekan-rekannya sesama pedagang di seluruh pasar tradisional di Medan. Sebulan menjabat, Suwarno berhasil mendata semua keluhan pedagang. Persoalan besar yang berhasil diinputnya dari blusukan itu adalah kebersihan, pungutan liar (pungli), pedagang kaki lima (pedagang yang berjualan di luar area pasar) dan disiplin pegawai.

Suwarno pun melakukan gerak cepat (gercep) untuk mengatasi empat persoalan itu. Seluruh jajaran PUD Pasar Kota Medan dan P4B diinstruksikan untuk melakukan gotong royong membersihkan setiap pasar. Aduan-aduan pungli langsung ditindaklanjuti. Bahkan saat aduan masuk pukul 03.00 WIB dinihari, dia langsung mengajak direksi lainnya untuk menghentikan praktik haram itu di pagi buta.

Kunjungannya yang dilakukan secara mendadak sejak pukul 07.00 WIB membuat pegawai tak lagi berani telat masuk.

Kerja kerasnya mulai membuahkan hasil. Sebulan lebih menjabat, pendapatan mulai meningkat. Bahkan, ia berjanji hutang THR karyawan dan tunjangan Natal dan Tahun Baru (Nataru) akan dibayar lunas, Desember mendatang.

"Alhamdulillah. Sedikit demi sedikit persoalan yang membelit PUD Pasar Kota Medan mulai bisa diurai. Kita berharap persoalan gaji, THR dan tunjangan Nataru akan diselesaikan Desember tahun ini. Pun begitu dengan disiplin karyawan dan kebersihan," ujarnya.

Begitupun persoalan di pasar tradisional masih sangat kompleks. Masih banyak tantangan yang membutuhkan kerja keras dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyelesaikan setumpuk permasalahan itu.

Namun keinginannya untuk menyelamatkan pedagang kini tak lagi sekadar mimpi. Pandemi covid-19 telah membuka jalan bagi Suwarno untuk mewujudkan mimpinya mensejahterakan rekannya sesama pedagang. Mimpi yang dirajutnya di kala pandemi kini mulai bersemi. (SUSILO)


* Tulisan ini untuk diikutkan pada lomba Anugerah Karya Jurnalistik JMSI Award dengan Tema "BERSEMI KALA PANDEMI"


Baca Juga
Bagikan:
Pengawal.id:
Berita Terkini
Komentar

Terkini