![]() |
Arif Saragih, kandidat Master FIDE, pecatur asal Sumut yang kini membela Jambi. |
PENGAWAL | MEDAN - Pecatur potensial asal Sumut, Arif Saragih dipastikan akan membela Jambi pada PON XXI Aceh-Sumut tahun 2024 mendatang. Padahal, Arif merupakan putra asal Medan, Sumatera Utara yang memulai karirnya sejak menuntut ilmu di Universitas Sumatera Utara (USU).
Pria murah senyum ini, resmi pindah setelah mendapat tawaran dari pelatih catur Jambi tahun 2021 lalu. Tawaran itu langsung diterimanya, karena tak kunjung mendapat perhatian dari KONI maupun pengurus Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Sumut.
Baginya kepindahan ke Jambi, bukan semata persoalan pendapatan. Tapi lebih untuk menata jenjang prestasi yang menjadi impian setiap atlet.
"Di sini (Sumut,red), saya sama sekali tidak mendapat perhatian. Padahal saat masih kuliah di USU, saya dua kali membawa harum nama Sumut dengan menjuarai kejuaraan antar mahasiswa tingkat nasional," ujarnya kepada Pengawal.id, Selasa (20/6/2023) lalu.
Bahkan, prestasi demi prestasi yang diraihnya baik tingkat nasional maupun internasional kala itu, semuanya atas biaya sendiri. Sehingga ketika tawaran datang dari Percasi Jambi, tanpa fikir panjang langsung diterimanya.
"Bagi saya tawaran itu bukan semata karena uang, tapi saya melihat peluang untuk meniti karir dan meraih predikat dan pengakuan dari Federation Internasionale des Echecs (FIDE) yang merupakan organisasi catur dunia. Itulah impian setiap pecatur," ujarnya.
Tekad itu ditunjukkannya saat dikirim ke kejuaraan internasional Mandalika FIDE Rate di Mandalika tahun 2022, tak lama setelah meneken kontrak dengan Percasi Jambi. Hasilnya dari 300 lebih peserta, Arif berhasil meraih peringkat tujuh.
"Padahal yang ikut dalam kejuaraan itu pecatur-pecatur hebat dari 8 negara di antaranya Amerika, Australia, Afrika Selatan dan negara-negara Asia. Bahkan ada dua pecatur yang menyandang predikat Grand Master (GM). Selain itu banyak juga yang berpredikat Master Internasional dan Master FIDE. Sedangkan saya saat itu, predikat nasional aja belum dapat," ujarnya.
Sejak itu, berkat latihan yang teratur dan terencana yang ditetap oleh Pengda Percasi Jambi, prestasi demi prestasi berhasil di raihnya. Baik dari kejuaraan tingkat nasional maupun internasional.
Bahkan saat ambil bagian pada Bangkok Open di Thailand tahun 2022 yang diikuti 55 negara, Arif berhasil menahan remis, Ganguly, Grand Master Super dari India dan Grand Master dari Jerman, Jan Gustaffson.
Kini Arif berhasil meraih predikat Candidat Master FIDE. "Insya Allah, bulan Agustus mendatang saya sudah menyandang predikat Master FIDE. Ke depan, saya tidak ingin muluk-muluk dengan meraih predikat Grand Master (GM), tapi akan fokus meraih Master Internasional (MI)," ujarnya, sembari menambahkan hal itu bukan keniscayaan mengingat usianya baru menginjak 27 tahun.
Tak hanya itu, Arif juga telah menandatangani kontrak untuk menjadi pelatih di Malaysia dengan masa kontrak setahun. Kini, Arif harus bolak-balik Medan, Jambi dan Malaysia, untuk melatih di berbagai tempat.
Arif mengaku, dia tak sendiri. Ada beberapa pecatur terbaik Sumut lainnya yang pindah ke provinsi lain, akibat kurangnya perhatian. Di antaranya FIDE Master Hamdani Harahap (Jawa Barat), Master Nasional (MN) Sarma Doli (Aceh), MN Jhonroi Damanik (Riau) dan beberapa lainnya.
Ditanya tentang perasaannya harus membela Jambi pada PON XXI, Arif mengaku, sangat berat. Apalagi kalau di PON XXI nanti harus berhadapan dengan pecatur Sumut.
"Tapi ini menjadi warning bagi para pecatur Sumut, karena pencatur-pecatur handalnya sudah hengkang ke provinsi lain," ujarnya.
Arif mengaku, sebelumnya dia sudah ditawari untuk balik ke Sumut, tapi sampai sekarang tidak ada kelanjutannya. "Saya bersedia jika disuruh kembali ke Sumut, tapi selesaikan dulu persoalan saya dengan Percasi Jambi, soalnya mereka sudah terlalu banyak memberikan kepada saya. Itu syaratnya. Tapi sampai sekarang belum ada aksi dari Percasi Sumut," ujarnya. (sus)