Nikson Nababan Siap Abdikan Diri Pimpin Sumut, Ini Alasannya

Editor: Tim Redaksi author photo
Bagikan:
Komentar
Nikson Nababan (kiri) dan Ketua SMSI Sumut Erris J Napitulu.

PENGAWAL | MEDAN - Sukses selama dua periode memimpin Tapanuli Utara, Dr Nikson Nababan MSi siap mengabdikan diri memimpin Provinsi Sumatera Utara. Kesiapannya itu disampaikan Nikson dalam coffe night bersama keluarga besar Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sumut di Coffee Big Papa Jalan Gajah Mada Medan, Kamis (9/5/2024) malam.

Ada beberapa alasan dikemukakan Nikson dalam pertemuan yang berlangsung santai dan penuh canda itu. Salah satunya adalah dorongan kuat dari elemen masyarakat, termasuk mahasiswa dan alim ulama.

"Ini alasan utama mengapa saya akhirnya berniat maju pada Pilgubsu 2024 ini. Dorongan itu semakin lama semakin menguat. Malam ini salah satu contoh dukungan yang terus mengalir. Saya merasa mendapat hadiah dan nilai tambah dari kehadiran kita semua," ujarnya.

Namun yang paling berkesan baginya adalah nasehat salah seorang ulama, Tuan Guru Batak Syekh Ahmad Sabban El-Ramaniy Rajagukguk di Simalungun. "Hati saya tergerak, saat bertemu seorang ulama yang mengatakan, jika masyarakat menilai saya cukup mampu menjadi pemimpin, maka tunaikanlah. Jika tidak, maka saya telah menzalimi banyak orang," ujarnya.

Nasehat itu, lanjut Nikson, yang menguatkan hatinya, sehingga ia kemudian minta pendapat dan restu orangtua dan saudara-saudaranya. 

Alasan lainnya, lanjut Nikson adalah pekerjaan yang belum tuntas dilakukan di Tapanuli Utara, terutama terkait sengketa lahan antara masyarakat dengan investor. Prinsip tegak lurus ke masyarakat membuatnya lebih mendahulukan kepentingan warga. Namun dalam beberapa kasus, pemecahannya terbentur dengan peraturan yang lebih tinggi seperti Perda maupun Pergub.

"Saya yakin hal yang sama juga dihadapi oleh masyarakat di Kabupaten/Kota lainnya di Sumut. Saya berharap ketika saya diberikan amanah untuk memimpin Sumut, persoalan-persoalan sama yang terjadi di Kabupaten/Kota lainnya bisa dituntaskan," ujarnya.

Bagi pria kelahiran 5 Oktober 1972 ini, amanah yang diberikan harus dijalankan sampai tuntas. Sehingga, dia sangat yakin mampu merubah paradigma negatif tentang Sumut yang diplesetkan sebagai "Semua Urusan Mesti Uang Tunai" menjadi "Semua Urusan Mesti Urus Tuntas".

Persoalan lingkungan juga mendapat perhatian besar dari Nikson. Sambil menyalurkan hobinya memancing, Nikson sering berkunjung ke kawasan-kawasan pantai barat Sumut untuk melihat banyak terumbu karang maupun hutan mangrove yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan dan perlu sesegera mungkin dilakukan penangangan serius.

Nikson juga telah mengubah sekitar 50.000 ha kawasan hutan menjadi Tanah Adat. Artinya, pengelolaan lahan tersebut merupakan hak adat, sehingga tidak bisa sembarangan dijual ke investor. "Ini kita lakukan untuk memberikan jaminan kepada masyarakat agar tidak tergusur oleh investor luar. Masyarakat Taput hidup dari hutan dan lahan pertanian, sehingga mereka harus diberikan hak-haknya agar bisa hidup lebih tenang," ujarnya.

Nikson juga banyak bercerita pengalamannya memimpin Tapanuli Utara. Prinsip tegak lurus kepada kepentingan rakyat yang betul-betul dipegangnya, membuat banyak keputusan tidak biasa yang diambilnya dan kerap menimbulkan kontroversi.

"Namun demi kepentingan masyarakat saya harus melakukannya. Bahkan, pernah beberapa Kadis di Taput saya suruh makan tidur dulu selama setahun dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas anggaran. Jadi APBD saya fokuskan untuk membangun infrastruktur jalan, jembatan, penerangan, pengadaan pupuk subsidi dan pengembangan pertanian," ujarnya.

Terbukti saat ini jalan-jalan hingga ke desa-desa pelosok kini sudah diaspal dan diberikan lampu penerangan jalan. "Banyak juga desa yang selama ini belum dialiri listrik, kini sudah terang benderang," jelasnya.

Nikson menyebut, anggaran untuk eksisting jalan (infrastruktur) tidak akan sanggup ditampung APBD. Maka penting dilakukan rasionalisasi refokusing. "Tiap tahun kita lakukan rasionalisasi anggaran. Efisiensi dan efektifitas anggaran," ujarnya.

Bahkan untuk pengembangan lahan pertanian, Nikson lebih memilih membeli 7 unit traktor pengolah lahan ketimbang bekerjasama dengan pihak ketiga. Bagi masyarakat yang luas lahan pertaniannya maksimal dua hektar, pengolahan lahannya gratis. 

"Sedangkan bagi pemilik lahan di atas dua hektar bisa menyewa alat kita. Hasilnya 6.000 hektar lahan tidur bisa efektif kembali dan menjadi lahan pertanian produktif dan Pemkab Taput juga memperoleh PAD dari penyewaan traktor," ujarnya.

Dalam silaturahmi itu, Ketua SMSI Sumut Erris J Napitupulu mengingatkan kembali, berangkat dari HPN 2023, Ekspedisi Geopark Kaldera Toba, Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan memiliki andil besar menyukseskan event nasional tersebut, di mana Sumatera Utara menjadi tuan rumah Hari Pers Nasional.

"Kita menginginkan ada perubahan perbaikan kepemimpinan di Sumatera Utara. SMSI mendorong sosok pemimpin yang punya nilai dan berkualitas. Terbukti Nikson Nababan sukses besar membangun Tapanuli Utara," kata Erris di hadapan seluruh Pengurus SMSI Sumut dan kabupaten/kota yang hadir.

Kata Erris, sosok seperti Nikson Nababan sangat layak memimpin Sumatera Utara. "Apakah menjadi Gubernur atau Wakil, beliau (Nikson Nababan) tidak mempersoalkan. Bahkan, Pak Nikson sudah mempersiapkan konsep program kerja dan visi misi. Ini membuktikan beliau sangat siap," ujarnya.

"Kinerja dan perjuangan Pak Nikson membesarkan Tapanuli Utara sangat luar biasa. Ini patut dicontoh oleh kepala daerah lain. Sehingga kita mendorong penuh harapan masyarakat untuk mendukung Nikson memimpin Sumut," ujar Erris.

Dalam silahurahmi itu, acara dibarengi makan malam, dan diakhiri dengan sesi foto bersama serta ramah tamah. (sus)

Baca Juga
Bagikan:
Pengawal.id:
Berita Terkini
Komentar

Terkini