Wakil Walikota Medan Ir Akhyar Nasution memukul rebana pertanda pembukaan Festival Multi Etnis Kota Medan. beberapa waktu lalu. |
PENGAWAL | MEDAN - Festival Multi Etnis yang digelar Dinas Kebudayaan Kota Medan terus disoal. Lembaga Independen Pemerhati Pembangunan Sumatera Utara (LIPPSU) menilai gawean yang menghabiskan anggaran Rp 432 juta lebih digelar hanya untuk Pemko Medan.
"Festival Multi Etnis yang digelar di Istana Maimoon dan menghabiskan anggaran Rp 432 juta lebih hanya untuk Pemko Medan. Akibatnya, gawean ini hanya sebatas kegiatan seremoni dan tidak memiliki dampak signifikan bagi perkembangan kebudayaan etnis-etnis yang ada di Kota Medan," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Independen Pemerhati Pembangunan Sumatera Utara (LIPPSU), Azhari AM Sinik, Senin (3/9/2019) malam.
Azhari yang datang ke lokasi acara, mengaku heran melihat para pejabat, undangan dan masyarakat yang datang ke lokasi. Pasalnya, lebih banyak pejabat dan undangan yang hadir. Sedangkan masyarakat yang hanya segelintir, harus menonton acara dari kejauhan.
Kondisi ini, ujarnya menjadi bukti kalau Festival Multi Etnis hanya untuk Pemko Medan, bukan untuk masyarakat. "Artinya saya mau bilang Festival Multi Etnis bukan program Pemko Medan untuk mengembangkan kebudayaan, tapi hanya sekadar proyek," ujarnya.
Sejatinya, menurut Azhari, program yang akan dilaksanakan Dinas Kebudayaan Kota Medan ini harus melalui tahapan proses yang matang. Terlebih target program ini adalah seluruh etnis yang ada di Kota Medan.
Pemko Medan melalui Dinas Kebudayaan harus melakukan sinergi dengan berbagai lembaga yang mengetahui persis seperti apa kondisi budaya di Kota Medan saat ini, seperti Dewan Kesenian Medan maupun Majelis Kesenian Medan. Kemudian melakukan sosialisasi agar banyak warga yang mengetahui dan berminat untuk datang menonton acara.
Seperti diberitakan sebelumnya promosi budaya yang dikemas melalui kegiatan Festival Multi Etnis Kota Medan disoal kalangan seniman dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Pasalnya, gawean yang menghabiskan dana ratusan juta dan diharapkan bisa mempromosikan kebudayaan etnis Kota Medan, dinilai hanya sekadar seremoni belaka.
Informasi diperoleh dana yang digelontorkan untuk menyukseskan acara tersebut sebesar Rp 600 juta bersumber dari APBD TA 2019. Kegiatan ini berlangsung 29 Agustus sampai 1 September 2019 di halaman Istana Maimoon dan dibuka oleh Wakil Walikota Medan Ir Akhyar Nasution serta menampilkan 14 tim kesenian.
Berdasarkan penelusuran di LPSE Pemko Medan, ternyata festival ini menghabiskan dana Rp 432.212.000. Namun dalam DPA proyek tersebut bernilai Rp 600 juta. Berikut ini data yang direkam dari laman LPSE Pemko Medan.
Kode Lelang 5798308
Nama Lelang Belanja Jasa EO Festival Multi Etnis
Keterangan Lelang Sudah SelesaiInstansi
Tahap Lelang Saat Ini
Instansi Pemerintah Daerah Kota Medan
Satuan Kerja DINAS KEBUDAYAAN KOTA MEDAN
Kategori Jasa Lainnya
Metode Pengadaan e-Lelang Umum
Metode Kualifikasi Pascakualifikasi
Metode Dokumen Satu File
Metode Evaluasi Sistem Gugur
Anggaran 2019 – APBD
Nilai Pagu Paket Rp 450.000.000,00
Nilai HPS Paket Rp 449.955.000,00
Jenis Kontrak Cara Pembayaran Lump Sum Pembebanan Tahun Anggaran Sumber Dana
Kualifikasi Usaha Perusahaan Non Kecil
Lokasi Pekerjaan Dinas Kebudayaan Kota Medan - Medan (Kota)
Syarat Kualifikasi
Peserta Lelang 23 Peserta [Detil...]
Dokumen Lain
Dokumen Lain Tanggal Kirim 23
PT TRANS KREASINDO PRODUCTIONS - 02.749.207.3-124.000 Rp 432.212.000,00 Rp 432.212.000,00
Anggaran yang tergolong lumayan ini ternyata tidak sebanding dengan pelaksanaan acara. Berdasarkan keterangan salah seorang pengunjung bernama Irwansyah, acara berlangsung sangat biasa dan tidak ada yang istimewa.
Sementara itu Kadis Kebudayaan Kota Medan OK Zulfi yang dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp terkait pemberitaan ini hingga kini tak kunjung memberikan keterangan. (sus)
Sementara itu Kadis Kebudayaan Kota Medan OK Zulfi yang dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp terkait pemberitaan ini hingga kini tak kunjung memberikan keterangan. (sus)
Baca Juga