Air Terjun Sipiso-piso, Pesona Alam dan Wisata Sejarah

Editor: susilo author photo
Bagikan:
Komentar
Air Terjun Sipiso-piso.

Tiga periode letusan Gunung Toba telah merubah landscape kawasan Geopark Toba seperti yang kita lihat sekarang ini. Keindahan tiada tara itu tercipta melalui bencana maha dahsyat dan diyakini sebagai letusah gunung api raksasa (super volcano) terbesar yang pernah terjadi di bumi.

Salah satu keindahan yang dilahirkan oleh bencana gunung berapi terbesar sepanjang sejarah itu adalah Danau Toba. Selain danau legenda itu, juga ada Pulau Samosir dan air terjun Sipiso-piso.

Masih cukup banyak sebenarnya spot-spot wisata di kawasan yang masuk dalam Geopark Kaldera Toba ini. Dijamin, semuanya menawarkan pesona keindahan yang spektakuler dan kesan sangat berbeda dengan lokasi-lokasi wisata lainnya di dunia.

Objek wisata air terjun Sipiso-piso, salah satunya. Lokasi wisata ini keberadaannya makin dilirik wisatawan lokal dan manca negara. Tercatat sebagai air terjun tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 120 meter, Sipiso-piso menawarkan pesona yang membuat siapapun tak ingin beranjak jika sudah menjejakkan kaki di sana.

Berada di kawasan Gunung Sipiso-piso, air terjun ini masuk dalam wilayah Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Tak hanya menyajikan panorama air terjun, hamparan hutan pinus, pemandangan Danau Toba dari ketinggian yang memukau mata serta hamparan permadani hijau Kabupaten Karo, dipastikan membuat takjub siapapun. Untuk itu, ada baiknya pengunjung menikmati pesona itu dari deck view.
Deck view

Deck view disediakan bagi para wisatawan untuk menikmati secara lengkap pesona alam setempat. Ditambah udara dingin dengan semilir angin, diyakinkan memuaskan mata menikmati keindahan alam ciptaan Yang Maha Kuasa.

Masih penasaran? Pengunjung bisa menuruni seribuan anak tangga untuk mencapai dasar air terjun. Syaratnya harus menyiapkan stamina yang prima. Selain curam, anak tangga yang berkelok-kelok itu bakal menguras tenaga.

Tak usah kuatir dengan keamanan, karena saat ini Pemerintah Kabupaten Karo sebagai pengelola sudah membuat pagar di sepanjang tangga untuk membantu meringankan saat turun dan naik serta menghindari pendaki tergelincir ke dasar jurang.

Sepanjang perjalanan menuju ke dasar air terjun, pengunjung disajikan pemandangan deretan pinus yang berjajar rapi. Suara gemuruh air terjun yang semakin lama semakin jelas terdengar, seakan suara yang terus memanggil untuk mempercepat langkah.

Seribu tangga menuju lembah Sipiso-piso

Begitu sampai ke dasar, keindahan air terjun berpadu dengan bukit-bukit yang mengelilinginya. Perpaduan sempurna antara hijaunya pepohonan hutan pinus dan suara gemuruh air terjun, akan membuat siap pun merasakan ketenangan batin dan menjernihkan pikiran.

Pemkab Karo sadar betul dengan pontensi wisata yang dimilikinya. Untuk itu berbagai kebutuhan wisatawan sudah terpenuhi. Lokasi parkir yang luas dan aman, warung makan, pondok-pondok atau gazebo untuk istirahat hingga toko souvenir.

Lembah Sipiso-piso

Jangan lupa membeli oleh-oleh untuk keluarga dan teman di toko oleh-oleh atau di toko souvenir yang telah tersedia. Harganya pun terjangkau. Mulai dari sepuluh ribuan hingga seratusan ribu. Mulai dari souvenir semacam gantungan kunci, t-shirt, syal, sendal hingga berbagai macam kerajinan daerah setempat.

Jika belum juga merasa puas, pengunjung bisa mencoba objek wisata lain yang lokasinya berdekatan dengan air terjun.

Semisal Bukit Gundul, Taman Simalem Resort, Sapo Juma dan Juma Ertuah. Dua objek wisata terakhir lokasinya hanya 15 menit perjalanan dari air terjun Sipiso-piso.

Sapo Juma

Tempat tersebut menawarkan pemandangan indah Danau Toba dari ketinggian dan hamparan luas taman bunga. Inilah dua surga yang masih tersembunyi dan belum terkenal seantero negeri layaknya Sipiso-piso.

Jika ingin lebih dekat dan bersentuhan langsung dengan Danau Toba, pengunjung juga bisa mencoba berkemah di daerah Paropo, Silalahi, dan Tongging tentunya.

Sapo Juma

Namun jika ingin mencoba suasana berenang di kolam yang pemandangannya Danau Toba, bisa langsung ke kolam renang Armina.

Dijamin, berkunjung ke air Sipiso-piso bakal mendapat bonus beragam lokasi wisata lain yang spektakuler.

Akomodasi

Untuk mencapai air terjun Sipiso-piso yang berjarak sekitar 111 kilometer dari Medan bisa menggunakan bus umum jurusan Medan - Kabanjahe dari Simpang Pos kawasan Padang Bulan, Medan dengan waktu tempuh 3 jam. Dari Kabanjahe naik angkutan umum jurusan Prapat.

Perjalanan dari Kabanjahe ke lokasi air terjun Sipiso-piso dengan jarak 24 km ditempuh hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit.

Bagi pengunjung luar Pulau Sumatera bisa menggunakan pesawat ke Bandara Kuala Namu. Setiba di bandara menggunakan mobil carteran langsung menuju air terjun Sipiso-piso dengan jarak tempuh sekitar 4 jam.

Sapo Juma

Namun bagi yang berkantong pas-pasan alias backpacker bisa menghemat pengeluaran naik angkutan umum Damri menuju ke Medan dan menuju terminal Simpang Pos.

Bagi yang ingin menginap bisa memilih hotel terdekat dengan lokasi air terjun seperti di Desa Tongging maupun Kabanjahe. Namun disarankan memilih penginapan di Kabanjahe, karena lokasi berada di tengah antara Berastagi dan air terjun Sipiso-piso.

Keuntungannya, dari Kabanjahe bisa lebih dekat ke lokasi wisata lainnya, semisal Berastagi, Gunung Sinabung maupun pemandian alam Lau Sidebu-debu yang berada di kaki Gunung Sibayak.

Setiap hari tujuh maskapai penerbangan yang melayani rute Jakarta - Medan seperti Sriwijaya Air, Citilink, Garuda Indonesia, Jetstar, Batik Air, Lion Air dan Wings Air.

Jika ingin memilih spot lengkap wisata Geopark Kaldera Toba, pengunjung bisa memilih rute Jakarta ke Bandara Internasional Silangit di Siborong-borong. Bandar udara yang sudah berganti nama menjadi Bandara Internasional Sisingamangaraja XII ini setiap hari melayani enam penerbangan dari Jakarta.

Sriwijaya Air berangkat dari Bandara Internasional Soekarno - Hatta pukul 07.00 WIB tiba di Bandara Internasional Silangit pukul 09.10 WIB, Garuda Indonesia berangkat pukul 07.35 WIB tiba pukul 09.35 WIB, Batik Air berangkat pukul 09.00 WIB tiba pukul 11.10 WIB, maskapai Citilink berangkat dari Jakarta pukul 10.50 WIB tiba di Bandara Silangit pukul 12.50 WIB, maskapai Sriwijaya Air berangkat dari Jakarta pukul 11.45 WIb, tiba di Bandara Silangit pukul 13.45 WIB dan maskapai Sriwijaya Air berangkat dari Jakarta pukul 12.15 WIB, tiba di Bandara Silangit pukul 14.25 WIB.

Banyak keuntungan bisa didapat jika berkunjung melalui Bandara Internasional Silangit. Selain bisa menghemat waktu karena jarak tempuh ke Danau Toba hanya sekitar 30 menit hingga satu jam. Pengunjung juga tak perlu kuatir soal pengangkutan. Dari bandara para pengemudi taksi siap membawa pengunjung ke lokasi-lokasi wisata di beberapa kabupaten yang mengelilingi Danau Toba.

Mulai dari Tapanuli Utara, Toba Samosir, Samosir, Simalungun, Dairi, Pakpak Bharat hingga Kabupaten Karo, bahkan hingga Pematang Siantar. Harganya juga cukup terjangkau dengan tujuan terjauh sebesar Rp 550 ribu. Pengunjung tinggal memilih tujuan wisata pertama yang hendak didatangi.

Wisata Sejarah

Sipiso-piso dalam bahasa daerah berarti pisau. Penamaan ini menggambarkan keindahan serta ketinggian air terjun yang mengalir deras ke bawah. Ibarat pisau, air terjun ini membelah bukit dan menyayat-nyayat udara.

Air terjun ini merupakan aliran Sungai Pajanabolon yang mengalir keluar diantara tebing dan bermuara ke Danau Toba. Terbentuk oleh tiga periode ledakan Gunung Toba, air terjun Sipiso-piso memiliki nilai sejarah purba yang hingga kini tak terekam dalam catatan sejarah.

Ledakan dahsyat Gunung Toba meruntuhkan kaldera dan menciptakan lembah. Runtuhan itu juga ikut memotong aliran sungai Pajanabolon dan menjadi air terjun.


Sejarah letusan Gunung Toba yang melahirkan beragam objek wisata di kisaran Geopark Kaldera Toba, sebenarnya memiliki nilai jual teramat tinggi, terutama bagi wisatawan mancanegara. Sayangnya, wisata sejarah ini belum digali oleh pemerintah daerah.

Padahal letusan Gunung Toba hingga kini masih menjadi misteri, karena peristiwanya terjadi di zaman purba. Tak satupun catatan bisa dijadikan bukti sejarah peristiwa letusan maha dahsyat ini.

Tak heran letusan Gunung Toba menjadi objek yang paling banyak diteliti oleh para geolog dan ilmuwan dari berbagai penjuru dunia. Kesimpulan terkini, letusan pertama terjadi sekitar 800 ribu tahun lalu. Letusan ini menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Prapat dan Porsea.


Letusan kedua yang memiliki kekuatan lebih kecil, terjadi 500 ribu tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di utara Danau Toba. Tepatnya di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol.

Dibanding dua letusan ini, letusan ketigalah yang paling dashyat. Letusan yang terjadi 74.000 tahun lalu menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba sekarang dengan Pulau Samosir di tengahnya.

John Westgate, geolog dari University of Toronto melalui penelitian selama bertahun-tahun baru pada tahun 1994 menemukan kenyataan betapa dahsyatnya ledakan itu. Bertahun-tahun lamanya Westgate bekerja layaknya detektif gunung api, melacak sumber abu vulkanik dari berbagai belahan dunia.

Tahun 1994, dia mendapat sampel abu yaang dikirimkan seorang kolega, Craig Chesner dari sekitar Danau Toba. Akhirnya pencarian yang dilakukannya menemukan jawaban.


Sekitar 74.000 tahun lalu, Gunung Toba mengirimkan abunya nyaris ke seantero bumi, menimbulkan partikel asam belerang di inti es, serta mendinginkan samudra.

Saat Toba meletus, jutaan ton asam sulfat dilepaskan ke stratosfer sehingga menciptakan kegelapan total selama enam tahun dan suhu beku sedikitnya 1.000 tahun, lalu diikuti cuaca dingin ribuan tahun. Fotosintesis melambat, bahkan hampir mustahil terjadi, sehingga menghancurkan sumber pakan manusia dan hewan.

Untuk menggambarkan begitu meatikannya letusan Gunung Toba, fulkanolog mengadopsi istilah humongous untuk menggambarkan bencana global yang nyaris memusnahkan spesies manusia di muka bumi. Lintasan sejarah ini tentu sangat menarik untuk dijual, selain permainya pemandangan kawasan Danau Toba.

Untuk itu Presiden Joko Widodo sadar dengan kondisi ini dan membangun Pusat Informasi Geopark Nasional Kaldera Toba yang diresmikan Menteri ESDM Ignatius Jonan pada 18 Januari 2018 lalu. Pusat Informasi yang dibangun di kawasan Pagoda Pantai Bebas, Panggung Pertunjukan Dinas Pariwisata Kabupaten Simalungun, Parapat, Sumatera Utara ini menjadi etalase kawasan Danau Toba.


Pusat informasi ini berisi jualan sejarah yang disajikan untuk menarik wisatawan ke danau terbesar di Indonesia ini.

Menteri ESDM, Ignasius Jonan, yang membawahi Badan Geologi ikut membantu menjual pariwisata di wilayah Toba lewat pengenalan situs-situs geologi di danau tersebut.

"Danau Toba merupakan merupakan danau di atas gunung terbesar di dunia hasil erupsi gunung berapi. Tantangan pemerintah daerah adalah memanfaatkan pusat informasi untuk pariwisata dan sumber penghasilan masyarakat," tutur Jonan.

Selain membangun Pusat Informasi Geopark Nasional Kaldera Toba, Ignasius Jonan juga mendorong agar Geopark Nasional Kaldera Toba mendapatkan status sebagai Geopark Global dari Unesco. (***)

Baca Juga
Bagikan:
Pengawal.id:
Berita Terkini
Komentar

Terkini