Biota Laut dan Hutan Mangrove Pesisir Belawan Terancam Musnah Akibat Pencemaran Minyak

Editor: Tim Redaksi author photo
Bagikan:
Komentar



PENGAWAL.ID | BELAWAN - Pencemaran tumpahan limbah MFO (Marine Fuel Oil) dari kapal di pelabuhan Ujung Baru Belawan diduga bakal mengancam biota laut dan hutan Mangrove di pesisir laut Belawan. Siapa bertanggung jawab?, Senin (22/1/2024). 

Dampak dari tumpahan MFO diduga bakal memusnahkan biota laut seperti ikan, perkembangbiakannya menjadi terganggu dan hutan Mangrove di pesisir laut Belawan. 

Bahkan limbah minyak yang tumpah akan membentuk lapisan di permukaan air, menghambat pertukaran oksigen antara air dan udara. Sehingga mengakibatkan oksigen rendah di dalam air, dan ikan sulit bernapas, lalu menyebabkan kematian massal.

Selain itu, limbah minyak juga dapat mencemari air dengan senyawa kimia berbahaya. Minyak mengandung zat-zat seperti hidrokarbon yang beracun bagi organisme laut. 

Limbah minyak secara langsung dapat mengalami kerusakan pada sistem pernapasan ikan, sistem saraf, dan dapat mengalami efek jangka panjang, termasuk penurunan pertumbuhan, penurunan reproduksi, dan perubahan genetik yang berpotensi turun-temurun.

Tumpahan minyak juga dapat menghancurkan atau merusak habitat ikan, seperti terumbu karang, padang lamun, dan padang rumput laut. Ikan yang tergantung pada ekosistem ini untuk makanan dan perlindungan akan terancam jika habitat mereka rusak atau hancur akibat tumpahan minyak. 

Nelayan yang paling terdampak dari limbah minyak MFO adalah nelayan jaring kepiting, bubu kepiting, bubu pancang, jala udang, rawe senangin, jaring seloncong, jaring gulama, jaring belanak, bubu alur, jaring senangin dan belat.

Parahnya lagi, akibat limbah minyak pohon Mangrove bakal terganggu, kering dan mati perlahan karena minyak menimbulkan dampak panas. 

Seorang nelayan Rais (58) mengatakan akibat pencemaran minyak nelayan bakal semakin sulit mendapatkan ikan di laut. 

"Kita pastikan kalau nelayan tak mendapatkan ikan di laut terkhusus kepiting, kerang dan udang karena hutan Mangrove seluruhnya tercemar limbah minyak. Diduga jauh jarak yang dicemari dari titik tumpah minyak sejauh 10 mil ," beber Rais. 

Penelusuran awak media jejak bekas pencemaran minyak MFO terlihat di bawah tonggak rumah warga, penyangga dermaga PLN Sicanang, belat (jaring pemikat ikan) dan batang pohon Mangrove di pesisir laut Belawan.(chan) 


Baca Juga
Bagikan:
Pengawal.id:
Berita Terkini
Komentar

Terkini