Pulau Nias, Surganya Pencinta Travelling Pantai

Editor: susilo author photo
Bagikan:
Komentar
Pantai Sorake
Anda suka wisata pantai? Cukup banyak spot wisata pantai di Indonesia. Tapi pantai di manakah yang bisa menyajikan keindahan pasir yang membentang mengikuti pinggiran garis laut, deburan ombak yang membuai dan menantang adrenalin para surfer serta pesona alam bawah laut? Jawabannya hanya Pulau Nias.

Tano Niha (sebutan Pulau Nias dalam bahasa daerah setempat, red) mungkin satu-satunya pulau di Indonesia yang memiliki pesona pantai paling lengkap, unik dan mempesona. Pulau yang terletak di Barat Pulau Sumatera ini bahkan sudah berkali-kali menjadi penyelenggara seri kejuaraan dunia surfing.

Tak hanya menawarkan keindahan, beberapa pantai di Pulau Nias juga memiliki keunikan yang tiada tandingan. Dua di antaranya menjadi fakta bahwa Pulau Nias memang benar-benar menjadi destinasi wajib dikunjungi oleh para pecinta wisata pantai. Keduanya adalah pantai Gawo Soyo dan Pantai Tureloto. Apa sih keunikan yang ditawarkan kedua pantai itu?

Pantai Gawo Soyo

Nama itu menggambarkan kondisi pantainya yang berpasir merah. Gawo Sayo dalam bahasa Nias berarti Pantai Berpasir Merah. Sehingga ketika menjejekkan kaki di pantai ini, traveler merasakan sensasi berbeda. Sejauh mata memandang, sepanjang garis pantai hanya ada warna merah atau pink.

Pantai Gawu Soyo adalah satu-satunya pantai berwarna merah di pulau Sumatera. Pantai Gawu Soyo sebenarnya memiliki legenda tersendiri. Konon, menurut cerita warna merah itu disebabkan banyaknya darah tertumpah akibat pertarungan antara seorang ksatria bernama Laowomaru dengan ular Haria (ular naga dalam kepercayaan masyarakat Nias).
Pantai Pasir Merah
Ular yang tinggal di dalam gua yang jaraknya sekitar 1 kilometer itu selalu meresahkan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Pertarungan yang berlangsung di dalam gua itu dimenangkan Laowomaru.

Dampak pertumpahan darah itu menyisakan suasana mistis. Darah ular itu tumpah hingga ke Desa Ombolata dan jejaknya hingga kini jejak abadinya dapat dilihat dari semburat merah pada hamparan pasir pantai Gawu Soyo.

Namun, jika ditelisik secara ilmiah pasir merah ini dihasilkan dari bebatuan karang di sekitar pantai, yang pada waktu-waktu tertentu terkena abrasi ombak dari air laut yang mencoba menghempasnya.

Alasan ini yang paling masuk akal, karena di sepanjang garis pantai di Pulau Nias terdapat sangat banyak bebatuan karang. Bahkan beberapa bagiannya terdapat bebatuan karang yang ukurannya sangat luas dan menghiasi bibir pantai.

Selain keunikan dari warna merah, pasir pantai Gawu Soyo juga memiliki struktur yang lembut, sehingga sangat nyaman dipijak. Inilah yang membuat pantai Gawu Soyo terlihat unik dan jauh berbeda dengan pantai-pantai lainnya.

Sekalipun masih perawan dan jauh dari hiruk pikuk, pantai ini mampu memberikan keamanan dan kenyamanan bagi setiap pengunjungnya karena kesadaran masyarakat di sana untuk menjaga image yang baik dari daerahnya sebagai salah satu objek wisata favorit Nias Utara. Bahkan di saat tertentu di pantai ini pengunjung bisa melihat lebih dekat spesies penyu yang merupakan penyu langka di Indonesia.

Bila berkunjung ke Pulau Nias, sungguh sayang bila tidak meluangkan waktu untuk berkunjung ke pantai berpasir merah darah ini. Butuh waktu seharian untuk mengeksplorasi pantai eksotis ini. Pantai Gawu Soyo terletak di Desa Ombolata, Kecamatan Afulu yang masuk ke dalam wilayah administratif Kabupaten Nias Utara.

Pantai ini berjarak sekitar 80 kilometer dari pusat kota Gunungsitoli. Sedangkan dari Bandar Udara Binaka, jarak tempunya kurang lebih 100 kilometer.

Untuk menuju ke Gawu Soyo, traveler dapat menggunakan transportasi darat yang banyak dirental di Gunung Sitoli, baik roda dua maupun roda empat dengan waktu tempuh 3 sampai 3,5 jam dari Gunung Sitoli.

Bagi yang menginginkan ketenangan, Pantai Gawu Soyo tempat yang cocok. Tak heran, pada waktu-waktu tertentu turis mancanegara menjadikan pantai ini sebagai tujuan menggunakan yacht-yacht mewah.

Pantai Tureloto

Punya impian liburan ke Laut Mati? Tentu hanya orang-orang tertentu di Indonesia yang bisa memenuhinya, karena hanya terdapat di Yordania.

Tapi tunggu dulu. Kini travelers bisa merasakan sensasi bagai di Laut Mati. Lokasinya di Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias Utara.
Pantai Tureloto
Pantai ini kini menjadi salah satu tujuan wisata di Indonesia karena keunikannya. Tak usah takut tenggelam jika mencebur ke laut. Pantai yang terletak di Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias Utara ini seperti Laut Mati di Yordania. Traveler dapat berenang di air yang berwarna biru nan indah dikelilingi panorama yang apik.

Alasan mengapa kita dapat mengapung di laut ini adalah karena kandungan garamnya yang cukup tinggi. “Pantai di laut ini bisa disebut Laut Mati karena kadar garamnya tinggi sekali. Di permukaan dapat melihat karang-karang yang kasar. Namun bawah laut, kita dapat menikmati terumbu karang yang indah dengan biota karang yang banyak, dan saat ini sudah mulai banyak terumbu karang yang terlihat mulai tumbuh,” ujar warga setempat.

Di samping melakukan kegiatan air seperti snorkeling menikmati indahnya terumbu karang dan berbagai jenis ikan sembari terapung-apung di air laut yang tenang tanpa ombak yang tinggi dan membahayakan. Wisatawan juga dapat menikmati keindahan hamparan karang yang tersebar di sepanjang garis pantai.
Pantai Tureloto
Menurut pendapat orang lokal yang tinggal di daerah ini, karang-karang ini muncul akibat gempa dasyat yang penah melanda pesisir Sumatera pada tahun 2005 lalu. Hamparan karang ini muncul ke permukaan sehingga membentuk benteng karang yang menghalau gelombang laut sehingga air laut tetap tenang. Hamparan karang yang juga bisa disebut benteng karang ini berada di bibir pantai.

Nilai lebih dari sebuah pantai tentunya adalah panorama matahari tenggelam yang menakjubkan. Pantai Tureloto yang berada di pesisir barat Sumatera membuat posisi pantai ini dimanjakan dengan keindahan matahari tenggelam kala sore hari tiba. Pengunjung dapat berjemur sembari menikmati indahnya warna langit ketika matahari sedang tenggelam perlahan.

Dari Kota Gunung Sitoli, Pantai Tureloto bisa dicapai dengan kendaraan roda dua maupun empat rentalan selama kurang lebih dua jam.
Pantai Lagundri
Selain keunikan kedua pantai itu, Pulau Nias juga menyimpan potensi indah pantai-pantai lainnya. Sebut saja Pantai Sorake dan Lagundri. Kedua pantai ini sudah kesohor hingga mancanegara, karena pernah menjadi lokasi seri kejuaraan dunia surfing.

Pantai Sorake bahkan dinobatkan sebagai 10 pantai terbaik di dunia untuk berselancar. Untuk menggalakkan kunjungan turis mancanegara, pantai ini pun menjadi lokasi kejuaraan surfing Nias Open setiap tahun.

Pun demikian dengan Pantai Lagundri. Bagi para surfer kelas dunia, keberadaan pantai Lagundri pasti sudah tak asing lagi. Pantai yang terletak tak jauh dari Pantai Sorake ini adalah primadona bagi para pecinta surfing.
Pantai Sorake
Sama halnya dengan Pantai Sorake, Pantai Lagundri pun termasuk dalam 10 pantai terbaik di dunia untuk surfing dengan tinggi ombak yang bisa mencapai delapan hingga sepuluh meter (sekitar 5 tingkatan), dengan panjang hingga berkilo-kilo meter. Bagi traveler yang hendak menikmati panorama indah pantai sekaligus melakukan kegiatan berselancar, sebaiknya berkunjung sekitar Juni atau Juli lantaran cuaca dan ombak pantai sedang bagus-bagusnya.

Satu lagi pantai yang menjadi ikonik Pulau Nias adalah Pantai Sirombu. Pantai yang terletak di Kecamatan Sirombu, Kabupaten Nias Barat ini berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, yang menjadi salah satu poin inti mengapa pantai ini dikatakan ikonik.
Pantai Sirombu
Tak akan terhapus dalam ingatan ono Niha (bahasa daerah Nias yang artinya orang Nias), bahwa Pantai Sirombu menjadi saksi bisu dari tragedi Tsunami pada 2004 dan gempa bumi pada 2005 silam yang meluluhlantakkan kawasan ini.

Bahkan, sisa puing-puing bangunan yang sudah tertutupi rumput-rumput liar yang tersebar di beberapa sudut pantai, seolah menunjukkan betapa bencana alam telah menyapu jejak-jejak ramainya Sirombu sebelum gulungan ombak itu menghantam daerah ini.

Salah satu lokasi lagi yang menjadi incaran wisatawan mancanegara di Nias adalah Pulau Asu. Saking moleknya, banyak wisatawan mancanegara menjuluki pulau ini sebagai 'Paradise on the Earth'. Pulau Asu merupakan salah satu pulau di Kepulauan Hinako yang terletak dalam wilayah administrasi Kabupaten Nias Barat.
Pulau Asu
Di pulau berpasir putih ini, pengunjung dapat melakukan kegiatan snoorkeling dan diving untuk melihat keindahan bawah laut. Berbagai jenis terumbu karang, koral, dan ikan hias warna warni berpadu menjadi suguhan yang menawan. Tidak hanya ombaknya yang menggulung tinggi untuk kegiatan surfing, pemandangan matahari tebenam di sini pun sangat mempesona.

Destinasi wisata pantai lainnya yang wajib dikunjungi para traveler di Nias adalah Pantai Hoya di Kecamatan Gunung Sitoli Utara, Kota Gunung Sitoli.

Pantai di Pulau Tello yang merupakan ibukota Kecamatan Pulau-Pulau Batu di Kabupaten Nias Selatan ini jug a menjadi daya tarik utama turis mancanegara untuk melakukan kegiatan surfing. Ditambah lagi pesona alam yang indah serta kondisi yang tidak terlalu ramai. Pantai berpasir lembut ini juga memiliki kekayaan alam bawah laut yang ampuh memanjakan mata. Apalagi pemandangan sunrise dan sunset di pulau ini sangat eksotis.
Pulau Tello
Pantai Ladeha juga memiliki keunikan paling terkenal. Pantai yang berlokasi di Kecamatan Amandraya, Nias Selatan ini adalah keberadaan kolam alami yang terbuat dari batu-batu karang. Kolam ini konon tercipta ketika Pulau Nias tertimpa musibah gempa bumi pada 2005 silam sehingga terjadi perubahan bentuk fisik pada pantai indah yang satu ini. Selain itu, wisatawan juga dibuat terpesona dengan suasana matahari terbenamnya.

Pantai Pasir Berbisik dan Pantai Pulau Panjang juga masuk dalam destinasi yang tak boleh ditinggalkan saat berkunjung ke Nias.

Untuk mencapai pantai-pantai eksotis itu bisa melalui jalur darat dan udara. Melalui jalur darat Medan - Sibolga dan dilanjutkan mengunakan kapal fery.
Pulau Panjang
Sedangkan penerbangan dari Medan ke Gunung Sitoli saat ini dilayani dua maskapai, Lion Air, Wings Air dan Garuda Indonesia.

Lion Air juga melayani penerbangan langsung dari Jakarta ke Gunung Sitoli. Garuda Indonesia juga sudah melayani rute Jakarta - Gunung Sitoli tiga kali seminggu.

Namun untuk menghemat lebih baik terbang ke Medan, setelah itu melanjutkan perjalanan lewat darat dengan menggunakan bus. Setiap harinya ada bus yang melayani rute Medan ke Sibolga oleh PT Makmur dan PO Bintang Utara. (***)
Baca Juga
Bagikan:
Pengawal.id:
Berita Terkini
Komentar

Terkini