Dengan Phytosanitary Certificate, Kementan Jamin Ekspor Kopi Lolos Ekspor Mancanegara

Editor: Devis Karmoy author photo
Bagikan:
Komentar


PENGAWAL | DELISERDANG ~ Setelah sukses melepas ekspor kubis di Berastagi bulan lalu, kini Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil bersama Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah, melepas ekspor 819,36 Ton kopi biji tujuan Rumania, Jepang, Kanada, Belgia, Meksiko, Amerika Serikat, Taiwan, Inggris, China, Jerman, Australia dan Singapura senilai 72,92 Milyar, Senin (26/3) siang.

"Kami pastikan kopi biji ini telah memiliki Phytosanitary Certificate (PC), artinya sudah bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dan memenuhi persyaratan standar SPS Internasional sehingga tidak ada resiko ditolak oleh negara tujuan ekspor" ujar Ali Jamil saat menyerahkan PC kepada PT. Sari Makmur Tunggal Mandiri.

Sumatera Utara merupakan propinsi ke 4 produsen penghasil kopi terbesar dalam negeri setelah Sumatera Selatan, Lampung dan Aceh. Kopi khas Sumatera Utara yang melegenda seperti kopi Sidikalang, kopi Sipirok, Kopi Mandailing, Kopi Tarutung dan Kopi Lintong ikut menambah devisa negara melalui ekspor ke berbagai negara di belahan dunia.

Kopi termasuk komoditas unggulan ekspor ke-4 terbesar yang melalui Pelabuhan Belawan setelah minyak sawit, karet dan pinang. Pada tahun 2018, kopi merupakan komoditas tertinggi dalam jumlah frekwensi sertifikasi Phytosanitary Certifikcate (PC) yang diterbitkan Balai Besar Karantina Pertanian Belawan yaitu 3.422 sertifikat sejumlah 65.347,10 ton dengan nilai komoditas Rp 4,901 Triliun.

Ekspor kopi dari Sumatera Utara diminati lebih dari 40 negara diseluruh penjuru dunia. Amerika Serikat adalah negara yang terbanyak mengimpor kopi dari Sumatera Utara, Indonesia.

Perusahaan kopi raksasa Amerika umumnya menyukai kopi Arabika dengan kualitas grade 1. Banyak negara yang mempersyaratkan kopi organik sebagai kriterianya. Artinya dari mulai pertanaman kopi diusahakan tidak menggunakan zat kimia dalam produksinya.

Terkait hal ini peran karantina sebagai pendamping ekspor sangat dibutuhkan. "Dengan eksportir memiliki IKT (Instalasi Karantina Tumbuhan) yang tersertifikasi Badan Karantina Pertanian, hal ini akan membantu percepatan proses tindakan karantina dalam penerbitan PC" jelas Ali Jamil.

Berdasarkan data ekspor kopi dari Balai Besar Karantina Pertanian Belawan selam 5 tahun terakhir cukup berfluktuasi. Tahun 2014 ekspor sejumlah 70.252,775 ton dengan nilai Rp 5,268 Trilliun meningkat tahun 2015 menjadi 77.290,224 ton senilai Rp 5,796 Trilliun.

Sementara Tahun 2016 terjadi penurunan ekspor 71.794,696 ton senilai 5,384 triliun. Tahun 2017 dan 2018 terjadi penurunan kembali. Sedangkan di Tahun 2017 ekspor kopi sejumlah 65.795,246 ton dengan nilai Rp 4,934 menurun di tahun 2018 menjadi 65.347,10 ton senilai Rp 4,901 Trilliun.

Produktivitas kopi Indonesia yang menurun berdampak pada ekspor kopi. Penurunan produksi kopi ini dipengaruhi oleh cuaca yang didominasi oleh kemarau basah, dimana curah hujan lebih tinggi sepanjang tahun.

Untuk mengatasi hal seperti ini , di awal tahun 2019 Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian melakukan pendampingan kepada eksportir termasuk terhadap tanaman kopi.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil menegaskan bahwa pendampingan ekspor dilakukan melalui inline inspection yaitu pendampingan melalui pertanaman, penanganan pasca panen sampai ke pengangkutan agar sesuai dengan persyaratan negara tujuan.

Dari data Balai Besar Karantina Belawan jika dibandingkan kegiatan ekspor kopi bulan Januari tahun 2018 dengan 2019 terjadi kenaikan sebesar 43,506 % dari 4.528,901 ton senilai Rp 339,668 Milyar menjadi 6.499,246 ton senilai Rp 487,443 Milyar. Perbandingan bulan Februari 2018 dengan 2019 kenaikan sebesar 21,736 % dari 4.571,679 ton senilai Rp 342,876 Milyar menjadi 5.565,373 ton senilai Rp 417,403 Milyar.

Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan menyampaikan data tersebut dengan harapan kenaikan ekspor kopi di awal tahun ini mudah - mudahan menjadi indikasi bahwa produksi kopi nusantara mulai membaik. (dev)
Baca Juga
Bagikan:
Pengawal.id:
Berita Terkini
Komentar

Terkini