Rusdi Sinuraya Ajak Kaum Milenial Manfaatkan Pasar Tradisional di Medan Jadi Ruang Kreatif

Editor: susilo author photo
Bagikan:
Komentar

PENGAWAL | MEDAN - Rusdi Sinuraya mengajak kaum milenial untuk memanfaatkan pasar tradisional sebagai ruang kreatif di Kota Medan. Ajakan itu disampaikan Rusdi pada forum dialog publik yang digelar oleh Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumut di D'Jong Cafe Jalan Willem Iskandar, Sabtu (30/11/2019).

Selain Rusdi Sinuraya yang maju menjadi bakal calon (Balon) Wakil Walikota Medan, diskusi publik bertema "Menakar Potensi Figur Baru Maju di Pilkada 2020" itu juga menghadirkan Swangro Lumbanbatu, balon kepala daerah Kabupaten Samosir serta pengamat politik Faisal Andri Mahrawa, S.Ip, MSI.

Rusdi mengakui, tingkat okupasi pasar tradisional di Medan hanya 65 persen, sehingga masih ada ruang 35 persen yang bisa dimanfaatkan. Potensi ini, ujar Rusdi, bisa dimanfaatkan oleh kaum milenial sebagai ruang kreativitas, terutama pada malam hari.

Salah contoh pasar yang sangat potensial untuk dijadikan ruang kreatif adalah Pasar Halat Medan. Jalan Halat di mana pasar itu berada sudah menjelma menjadi salah satu kawasan kuliner di malam hari. Kondisi ini menjadikan Pasar Halat sangat potensial untuk dijadikan ruang publik bagi para milenial.

Untuk itu, Rusdi mengajak kepada para kader HMI untuk menciptakan dan mengelola Pasar Halat Medan menjadi ruang kreativitas bagi para milenial di Kota Medan. "Ayo mari kita sama-sama mengelola pasar tradisional di Medan menjadi ruang kreatif bagi generasi muda. Mari kita duduk bersama untuk memikirkan konsep apa yang akan diterapkan pada pasar tradisional di Medan untuk menjadi ruang kreatif dan ruang publik bagi para millenial. Sudah saatnya kaum millenial Medan memiliki ruang kreatif, dimana mereka bisa menciptakan lapangan kerja dan usaha," ajak Direktur Utama PD Pasar Medan ini kepada kader HMI Sumut yang hadir pada acara itu.

Rusdi Sinuraya juga akan mengadopsi banyak masukan dari berbagai kalangan sepanjang tujuannya untuk membangun Kota Medan ke arah yang lebih baik. Namun sasaran utama yang diprioritaskannya adalah keinginan yang kuat untuk melakukan sesuatu yang baru, yang menjadi pembeda dengan pemimpin-pemimpin Kota Medan sebelumnya.

"Ide-ide baru tentunya lebih banyak dimiliki kaum milenial. Ini akan terus kita gandeng untuk mensingkronkan dengan program-program pembangunan yang akan saya laksanakan," katanya.

Sementara Pengamat Politik USU Faisal Andri Mahrawa memberi masukan kepada calon pemimpin Kota Medan mengapa ibu kota Provinsi Sumatera Utara ini belum bisa disejajarkan dengan kota-kota lainnya seperti Jakarta, Surabaya,Bandung, Malang dan Jogja, khususnya dalam kunjungan wisata dan pembangunan infrastruktur.

"Kenapa Medan masih seperti ini? Ini karena Kota Medan tidak ada atmosfernya. Karena ruang kreatif untuk kaum milenial tidak ada," kata Faisal.

Menurut Faisal, ketika sosok pemimpin baru muncul, mereka harus mampu menjawab keinginan anak-anak milenial dalam menampung ide-ide mereka.

"Ciri anak milenial biasanya tidak mau didikte untuk melakukan sesuatu. Mereka selalu menuntut fasilitas u ntuk menuangkan ide kreatif. Tidak mudah memobilisasi mereka. Jika mereka tidak tertarik, mereka akan meninggalkannya," kata Faisal.

Diskusi publik itu menjadi lebih berwarna karena Rusdi memberikan ruang kepada anak-anak muda untuk bertanya tentang banyak hal mengenai pembangunan Kota Medan berikut kritik maupun saran. Rusdi dengan gamblang menjawab satu-persatu pertanyaan peserta. (sus)
Baca Juga
Bagikan:
Pengawal.id:
Berita Terkini
Komentar

Terkini